Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2022

Kucing

Gambar
  Aku ingin menjadi kucing Merasakan perasaannya Apa punya? Melihat manusia dari sudut pandangnya Apa sama anehnya? Sebab aku manusia yang merasa aneh melihat manusia Bukan, lebih tepatnya muak kepalaku isinya pertanyaan mengapa kenapa Dan semuanya tentang manusia

Membaca Banyak Buku Secara Legal Tanpa Mengeluarkan Uang

Gambar
  Sejak pandemi melanda negeri, kunjungan rutinku ke perpustakaan dan toko buku menjadi terhenti sejenak. Aku selalu teringat terakhir kali mengunjungi toko buku di hari pertama berita virus mengerikan ini terdeteksi masuk ke Indonesia. Saat itu, aku sama sekali ngga membayangkan bahwa virus ini akan semenyusahkan ini. Well , akan selalu ada hikmah dibalik semua peristiwa. Meski ngga melulu untuk membaca dan membeli buku, mengunjungi perpustakaan dan toko buku menjadi ritual menyenangkan tersendiri bagiku. Seperti bertemu sarang ternyaman, aku bersedia menyempatkan waktu berada di sana hingga berjam-jam. Bahkan sebelum kata ‘ healing ’ menjadi sangat populer, kegiatan berkunjung ke tempat aku bisa melihat jajaran rak buku ini sudah menjadi satu tujuanku untuk melepas penat. Aksesku untuk bertemu bahan bacaan baru juga jadi terbatas. Aku orang yang cukup konvensional, mencari buku sama dengan menjelajah lautan rak buku yang nyata. Aku selalu percaya bahwa akan ada pertemuan dengan s...

Jatuh Cinta

Bila jatuh cinta itu menyenangkan Maka aku tidak pernah jatuh cinta Karena jatuh cinta yang kupahami adalah menemukan diriku menjadi kecil jatuh dan terlempar jauh, amat jauh Sampai aku tidak pernah sekalipun menghidu harumnya bunga yang bermekaran di dalam dada atau melihat kupu-kupu mulai bersarang di perutku Kenapa jatuh cintaku seperti ini? Apakah orang-orang hanya membual atau aku yang selalu jatuh di tempat yang tidak tepat?

Membicarakan Dunia Remaja Lewat Buku Fiksi: A untuk Amanda dan Sylvia's Letters

Gambar
notes: Aku bukan siapa-siapa, cuma pembaca biasa yang mau memuntahkan apa yang ada di kepalaku tentang buku-buku ini. Di bulan Juli ini aku sudah menghabiskan 2 novel fiksi remaja yang secara tidak sengaja memiliki tema yang sama, yaitu mental health. Sama-sama memiliki tokoh yang masih remaja, dengan tema yang sama namun konflik berbeda, hal ini membuatku enggan untuk segera move on dari dua buku ini. Bahkan yang biasanya aku merasa 'selesai' setelah menuliskan review pendek dari buku yang telah kubaca, teruntuk dua buku ini seperti punya daya pikat sendiri sehingga membuatku ingin membahasnya. Sebagai manusia yang sudah memasuki usia dewasa, pernah menjadi remaja tidak serta merta membuatku bisa mengerti apa yang dipikirkan oleh anak usia belasan. Tiap manusia memang berbeda, tapi bukankah seharusnya aku bisa sedikit mengerti tentang apa yang mereka alami? Kan aku pernah berada di fase itu? dan fakta bahwa aku hidup bersama adikku yang remaja namun aku cukup kurang mengerti ...

Postingan populer dari blog ini

[BOOK REVIEW] Pintu Harmonika Karya Clara Ng & Icha Rahmanti

Patah Hati Tetap Menyakitkan Berapa Pun Usia Kita

[BOOK REVIEW] Alegori Valerie Karya Aya Widjaja