Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

24

  Entah bagaimana awal mulanya, setiap ulang tahun gue merasa selalu harus punya suatu target yang bersifat nekat dan bahkan gue ngga tau harus gimana ceritanya bisa sampai ke target itu. Dream big , katanya. Tapi ketika sesuatu yang benar-benar nekat itu ngga tercapai gue berharap itu akan tercapai di tahun berikutnya sampai akhirnya tanpa gue sadari gue melupakan target-target itu. Karena gue lelah dan berubah haluan atau memang sudah tidak berminat lagi. Padahal kalo gue berpikir ke belakang kayaknya sih bukan karena itu. Dulu gue sering banget mendengar nasihat atau semacam motivasi untuk menggapai mimpi-mimpi hebat. Bahkan sampai gue tulis seratus mimpi kayak di buku yang pernah gue baca dulu sambil berharap keajaiban juga akan datang. Katanya kan kalo ditulis jadi ngga lupa kalo kita punya sesuatu yang mau kita raih. Tapi sekarang akhirnya gue mengerti kenapa dari banyaknya mimpi gila itu mungkin yang sudah tercapai baru hitungan jari. Apa gue kecewa? Iya. Tapi sama diri se...

Empty Island

One or two The bubbles of life flying through The empty Island with those steps of shoes Came up with no rules What would it be if we loaned Shoes whose steps unknown The dusts which stay till dawn To spread the sign of flamethrower To seek what peace means in between the howl in the shower Unconscious being whose heart shouting a hoarse whisper He walks with empty-handed  Through the unended dazzle in empty island What a life! He found himself fainted What was the sky brush for when it's tinted? The bubbles popped spreading those colors of noetic  dispelling the dusts of moldy lunatic

Pertanyaan-pertanyaan

Banyak hal yang masih membuatku penasaran. Meski harusnya apa yang telah selesai tidak sepatutnya dipertanyakan lagi karena tidak ada gunanya tapi kepalaku masih penuh dengan bermacam pertanyaan yang belum terjawab dan mungkin tidak akan ada jawabannya.  Seperti bagaimana jika seandainya diriku yang lebih dahulu bertemu denganmu dari pada dia? Bagaimana jika aku bertemu denganmu lebih awal dan menjadi orang di antrian terakhir hingga tidak ada lagi yang bahkan berkesempatan mengantri setelahku? Bagaimana rasanya menjadi seseorang yang membuatmu sebegitunya penasaran hingga tak ingin kehilangan? Mengapa aku seperti tidak pernah punya kesempatan untuk menjadi orang-orang yang membuatmu penasaran? Apa karena aku begitu terbuka pada siapapun yang bahkan tanpa kamu ketahui aku hanya terbuka pada dirimu saja? Mengapa dari sekian banyak orang yang kutemui di dunia ini hanya kamu yang menggugah hatiku untuk terbuka dan kembali berharap akan jatuh cinta bersama?  Maka, katakanlah aku b...

thought #1

Pernah ngga ngerasa kayak hidup kamu terlalu lucu? Kadang kamu lagi berharap sesuatu tapi yang kamu harapkan itu justru ngga pernah datang atau bahkan benar-benar hilang dari hadapan. Dan bahkan apa yang ngga pernah kamu harapkan malah datang mendekat dan kamu bingung harus berbuat apa. Sudah pasti bersyukur memang harus, tapi apa iya sesuatu yang ngga kamu harapkan terjadi di hidup kamu dan hal itu adalah hal yang menurutmu terburuk juga harus disyukuri? Bukankah itu berarti kamu terlalu pasrah dengan apa yang datang? Atau memang sebenarnya kamu tidak pernah punya kesempatan untuk menolak apa pun yang tiba-tiba datang kepadamu tanpa kamu harapkan padahal sesuatu itu benar-benar tidak kamu butuhkan?

Postingan populer dari blog ini

[BOOK REVIEW] Pintu Harmonika Karya Clara Ng & Icha Rahmanti

Patah Hati Tetap Menyakitkan Berapa Pun Usia Kita

[BOOK REVIEW] Alegori Valerie Karya Aya Widjaja