[BOOK REVIEW] Jika Kucing Lenyap Dari Dunia – Bukan Tentang Kucing Melainkan Tentang Manusia
Judul yang menjual, sampul yang lucu, dan orang-orang yang
membuat buku ini viral di twitter. Aku ingin berterima kasih kepada itu semua,
karenanya pada BBW tahun lalu aku memutuskan untuk menjemput pulang buku ini. Aku
membaca buku ini tanpa menaruh ekspektasi apa-apa, tapi yang jelas aku tahu
pasti buku ini punya cerita tentang kucing yang oleh sebab itu kata kucing dan
gambar kucing di cover depan menjadi highlight. Sebagai pecinta kucing, tentu
saja aku sangat tertarik untuk membaca buku ini.
Novel ini mempunyai premis unik yang buatku sendiri cukup
familiar. Wacana tentang ‘bagaimana ya kalau misalkan kita tahu kapan kita
meninggal?’ atau ‘andai aja kita diberitahu kapan kita meninggal’ pernah
beberapa kali aku dengar. Katanya biar manusia bisa bersiap diri, biar nggak
kaget kalau-kalau waktunya sudah habis. Tapi sebenarnya persiapan macam apa ya
yang mau dilakukan seseorang ketika dia tau kapan umurnya di dunia akan habis?
Buku ini menceritakan apa yang terjadi ketika karakter Aku,
seorang tukang pos berusia 30 tahun, tiba-tiba divonis terkena penyakit parah dan
akan meninggal dalam waktu dekat. Di tengah keputusasaannya, muncul iblis yang
mengajak bernegosiasi untuk memperpanjang umurnya. Aku membayangkan diriku sendiri, kalau aku jadi karakter itu aku pun pasti mau menukar sesuatu sebagai
syarat menambah waktuku 1 hari di dunia. 1 hari itu pasti aku gunakan untuk melakukan
hal yang belum aku lakukan di dunia sekaligus mempersiapkan diri untuk meninggalkan
dunia.
Sepanjang membaca, di awal cerita aku beberapa kali merasa kesal
dengan tingkah karakter utama di buku ini. karakter Aku yang seperti tidak punya
semangat hidup, hidupnya biasa-biasa saja tidak ada yang spesial dengan beberapa
masa lalu yang tidak terlalu buruk tapi tidak terlalu dipedulikan oleh si Aku. Pikiran-pikiran
konyol tentang apa-apa yang ingin dia tukar tambah dengan nyawa selama 1 hari
juga membuat aku tertawa. Hingga sifat manusiawinya yang sedih ketika apa yang
ia bayangkan ternyata tidak bisa diwujudkan karena lagi-lagi si iblis punya ketentuan
tentang hal-hal yang bisa ditukar turut membuatku merenung. Wah ternyata ketika
menghadapi kematian manusia masih bisa egois memikirkan keuntungan dirinya
sendiri ya?
Dengan plot yang baik, cerita berjalan maju mundur
mengisahkan keadaan tokoh utama saat ini dan juga flashback ke momen-momen
tertentu yang cukup penting dalam hidupnya sekaligus luput dari perhatiannya. Aku
suka sekali dengan mood novel ini, bagaimana aku dibuat kesal dengan keegoisan
tokoh di tiap chapternya tapi selalu seperti diberi pencerahan tentang kehidupan
ketika selesai membaca. So far aku merasa selalu ada sentuhan personal nan
filosofis di tiap novel J-Lit, termasuk novel ini.
Novel ini menyuguhkan jalan cerita yang menarik dan mudah dinikmati,
sekaligus makna mendalam bagi pembaca yang suka merenung seperti aku. Aku suka
bagaimana penulis membubuhkan sifat manusiawi dengan jelas pada si tokoh utama
sambil merajut ceritanya sedemikian rupa hingga sampai di bagian akhir
cerita yang cukup membuatku terpukau. Aku mengambil jeda cukup lama saat
memikirkan akhir ceritanya, tentang ke mana cerita ini akan berhenti serta tentang
si iblis yang mengajak bernegosiasi itu sendiri. Bahkan ketika aku menulis ulasan
ini, aku masih memikirkan akhir ceritanya karena merasa efeknya cukup besar buat
aku pribadi.
Alih-alih mengupas tuntas apa yang terjadi dalam kehidupan sang tokoh utama, aku justru diajak memahami lebih dalam tentang keegoisan manusia. Tentang bagaimana manusia dan sifat egois seperti satu kesatuan yang melekat dan entah bagaimana bisa mengatur apa-apa yang sedang dirasakan oleh seseorang. Bila dipikirkan lebih lagi, mungkin sifat egois tidak bisa hilang tapi bisa ‘dikontrol’ sehingga tidak timbul berlebihan dan merugikan. Novel ini membuka mata tentang situasi di mana manusia tidak sadar bahwa dirinya sedang dikendalikan oleh rasa egois.
Informasi Buku
Judul: Jika Kucing Lenyap Dari Dunia
Penulis: Genki Kawamura
Penerjemah: Ribeka Ota
Penyunting: Anton Kurnia
Genre: Fiksi, Japanese Literature
Penerbit: Penerbit BACA
Tebal: 262 halaman
Tahun Terbit: 2021

Komentar
Posting Komentar