[BOOK REVIEW] Hyung Karya Mega Marchelina

                                    pic captured from Ipusnas 

Judul: Hyung
Penulis: Mega Marchelina
Editor: Cicilia Prima
Desainer Kover: Dyndha Hanjani P
Penata Isi: Helfi Tristeawan
Penerbit: PT Grasindo
Terbit: 2017
ISBN: 9786024525705
Tebal: 264 Halaman


BLURB

"Bahkan aku sudah menyayangimu lebih dari diriku sendiri..."

Kang Min Jo mungkin adalah salah satu dari sekian banyak orang yang memiliki masalah dengan kehidupan keluarganya. Di samping itu, dia merasa tidak diinginkan bahkan oleh kedua orangtuanya sekalipun. Dia diabaikan begitu saja, seperti tidak berharga sama sekali. Apa yang bisa lebih buruk daripada kenyataan itu? Tak ada gunanya ia hidup. Dan dirinya sudah bertekad... untuk mengakhiri hidup yang tidak diinginkan itu.

"Pada kehidupan selanjutnya, aku akan lebih menyayangimu."

Lee Jae Bi pria berusia dua puluh tiga tahun yang terbiasa hidup tanpa sosok ibu di sampingnya. Hanya ayahnya tercinta yang membuatnya merasa cukup dengan kasih sayang walaupun sekarang mereka tinggal terpisah. 


---


Aku cukup jarang membicarakan tentang kesanku saat melihat sampul depan sebuah buku. Aku ngga memungkiri bahwa terkadang aku memang memutuskan untuk membaca sebuah buku karena sampul depannya yang eye-catching, seperti halnya saat aku melihat sampul novel ini pada beranda akun Ipusnasku secara tidak sengaja. Warnanya biru, warna kesukaanku, dengan dua gambar sosok laki-laki yang kutebak memilik perbedaan usia. Jenis gambar yang kusukai dan lagi-lagi aku menebak bahwa tokoh di dalamnya mungkin lelaki tampan? Aku juga cukup suka dengan permainan warnanya yang membuat buku tersebut tetap terlihat sederhana dan soft, tidak terlalu ramai karena memang yang digunakan warna-warna pastel. 

Dengan melihat sampul depan, dari judul dan juga huruf hangul yang tertulis di sana, sudah jelas kita bisa mengetahui bahwa cerita di dalamnya akan memiliki bumbu korea, entah dalam bentuk budaya atau bahasa dan memang benar adanya cerita ini mengambil latar di korea selatan dengan tokoh yang juga berasal dari negeri ginseng tersebut.

Novel ini bercerita tentang Kang Min-Jo, seorang pelajar SMA, yang ditemui dengan keadaan tidak berdaya serta babak belur oleh seorang mahasiswa bernama Lee Jae-Bi di sudut sebuah jalan. Tanpa diduga ternyata pertemuan kedua orang asing ini membuat dunia menjadi lebih berwarna bagi mereka berdua. Memiliki kemiripan wajah dan juga kemiripan nasib yaitu sama-sama tumbuh tanpa sosok Ibu membuat mereka semakin hari semakin dekat dan saling menjaga satu sama lain. Min-Jo merasa hidupnya menjadi lebih baik saat ia memutuskan pergi dari rumahnya yang kehilangan kehangatan itu untuk tinggal di rumah Jae-Bi yang menyayanginya begitu tulus seperti adiknya sendiri. Hingga akhirnya kebahagiaan yang sedang ia rasakan itu harus kembali terusik oleh rasa takut dan frustrasi karena satu fakta yang baru saja ia ketahui dari rekan ayahnya.

Menurutku novel ini memiliki cerita yang cukup sederhana dan bisa ditebak alurnya. Meski begitu, aku suka cara penulis menuliskan perasaan masing-masing tokoh di dalamnya sehingga aku bisa ikut merasakan apa yang sedang mereka rasakan di tiap scenenya. Aku juga suka saat melihat catatan kaki yang berisi tentang penjelasan beberapa istilah dan kosakata dalam bahasa korea yang tertera di dalam cerita. Aku yakin footnote ini bisa mempermudah pembaca yang mungkin bukan Korean enthusiast untuk bisa ikut menikmati novel ini tanpa rasa canggung atau aneh karena ada beberapa kata yang tidak dimengerti. Cerita ini juga memiliki beberapa twist yang bagiku sendiri ngga terlalu mengejutkan tetapi dibandingkan twist aku sangat menikmati perasaanku yang hanyut terbawa alur cerita. Two thumbs up untuk penulisnya yang berhasil buat aku nangis bawang waktu baca cerita ini.

Terakhir, aku ngga punya banyak keluhan tentang buku ini kecuali satu hal yaitu aku merasa alur di awal cerita agak terlalu cepat melihat bagaimana mereka adalah dua orang asing yang baru bertemu aku rasa proses mereka menjadi sangat dekat apalagi secara ikatan batin itu terkesan terburu-buru. Aku berandai-andai bagaimana kalau bagian awal dibuat agak lebih slow lagi sehingga chemistry yang terbangun di antara dua tokoh utama ini bisa lebih smooth lagi. Secara keseluruhan, aku menikmati buku ini dan aku yakin buat siapa pun penyuka cerita sedih pasti akan suka juga sama novel ini. 



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

[BOOK REVIEW] Pintu Harmonika Karya Clara Ng & Icha Rahmanti

Patah Hati Tetap Menyakitkan Berapa Pun Usia Kita

[BOOK REVIEW] Alegori Valerie Karya Aya Widjaja