Me and My Complicated Thought (thought #3)
10 Oktober 2019
This writing is based on
my own opinion and maybe could be a long long writing so if you don’t want to
waste your time just to read such an unimportant thought just leave this page
haha LOL.
Ada banyak banget
orang baik di dunia ini dan ngga sedikit pula orang jahat ada di sekitar kita.
Orang baik ngga selalu akan menjadi baik. Mungkin ketika setan sedang menguasai
hatinya, dia bisa sejahat iblis. Begitu pula sebaliknya, orang jahat bukan
berarti ngga bisa jadi orang baik and I believe that semua
orang di dunia ini pasti orang baik hanya saja timing dia
menjadi jahat dan menjadi baik yang kita ngga tahu. Gue adalah salah satu
manusia yang sedang berusaha untuk menjadi baik walaupun dalam perjalanan gue
ini seringkali ada aja godaan buat menjadi jahat, ga jarang juga gue menemukan
kesulitan sampe pada akhirnya beberapa kali gue merasa under pressure,
kecewa sama diri sendiri dan berujung dengan melahirkan pemikiran-pemikiran
jahat di otak gue.
Kadang gue
bertanya-tanya sendiri, apa untungnya menjadi orang baik? Apa yang akan gue
dapatkan? We can believe that apa yang akan kita tanam itulah
yang akan kita tuai. Bertahun-tahun gue selalu menautkan pemikiran semacam itu
di otak. Tapi entah kenapa beberapa kali juga gue kecewa sama kenyataan yang
ada. Bahwa ngga melulu kalo gue menanam kebaikan gue akan memetik kebaikan yang
sama, ngga melulu kebaikan yang gue coba lakukan membuahkan hasil yang baik.
Berkali-kali gue berada pada titik di mana gue lelah menjadi baik kepada
orang-orang yang ngga bisa membalas kebaikan gue, gue lelah mengemis kebaikan
orang, hingga pada akhirnya semua itu membuat gue stres dan ngga bisa berhenti
nangis berhari-hari.
Pada saat berada di titik terendah itu, gue akan sering mempertanyakan apakah
yang gue lakukan selama ini sia-sia? Apakah orang-orang memang tidak pernah
melihat kebaikan gue? atau memang Tuhan senang melihat gue mengemis kebaikan?
Gue ngga pernah nemu jawaban pasti. Ketika gue down dan butuh
orang-orang baik untuk bangunin gue, gue berharap orang-orang yang pernah gue
baikin inilah yang akan datang dan memeluk gue tapi kenyataan selalu ngga
berpihak sama gue. Setiap gue cerita tentang apa yang gue rasakan pasti
ujung-ujungnya mereka yang berkeluh kesah balik ke gue dan kembali gue yang
harus mendengar dan membuat mereka merasa lebih baik. Finally, gue
pikir mendingan menyimpan semuanya sendirian karena gue rasa ngga ada yang mau
dengerin gue and hai, aku terabaikan karena aku sedang berbuat
baik kepada orang lain :’)
Ada masa di mana gue selalu ingin dikelilingi oleh orang—orang yang
menyenangkan dan perhatian. Oleh karena itu, gue pun memposisikan diri sebagai
orang yang menyenangkan dan perhatian ke beberapa orang di sekitar gue. Lalu
entah kenapa usaha gue terasa sia-sia. Pernah ngga lo mengutamakan temen lo
lebih dibandingkan keluarga lo yang lagi membutuhkan? Pernah ngga pergi jauh
dari rumah cuma demi membuat seseorang tidak merasa kesepian? Pernah ngga
ngerasain ingin banget punya temen yang bakalan senantiasa ada buat kita
sehingga kita pun selalu menyempatkan diri buat nemenin tiap kali dia butuh?
Pernah ngga percaya sama kata-kata orang karena sudah merasa senyaman itu punya
hubungan baik sama teman? Semuanya pernah gue lakuin lalu karena semuanya pula
gue kecewa dengan diri sendiri, semua yang gue lakukan terasa sia-sia. Gue
merasa ngga pernah ada yang bisa mengerti diri gue seperti gue mengerti
orang-orang itu. Ngga ada yang bisa senantiasa menempatkan dirinya selalu di
samping gue sama kayak apa yang gue lakukan ke orang-orang itu. Ngga ada yang
bisa nemenin gue ketika gue benar-benar butuh seseorang. Yang paling parah, ada
yang merusak kepercayaan gue dengan menyebar fitnah tentang gue. How sad I am!
Gue pernah nonton sebuah acara dan di situ pengisi acara bilang ‘orang yang
berlaku baik sekali akan sangat mudah terluka hatinya’ dan mungkin itu yang
sering gue rasain. Gue sendiri belum merasa sebaik itu sama orang-orang tapi
entah kenapa gue se-sensitif itu sama perlakuan orang-orang. Gue tau kalo
gue sangat ingin orang-orang disekitar gue feel better saat
sama gue, gue ingin mereka senang walaupun gue jadi mengabaikan perasaan
sendiri. Sampai saat ini gue masih berharap banget ada yang bisa mengerti apa
yang gue rasa tapi harapan ini tuh kayak udah semakin terkikis karena
kemungkinan ketemu sama orang yang bisa ngerti gue cuma 0,000001% kayak hampir
ngga mungkin ketemu hahaha. Sedih juga kalo dipikirin. Gue ngga suka
mengasihani diri sendiri tapi kenyataan yang ada entah kenapa rasanya emang
semenyedihkan itu. Semoga gue dan orang-orang lain yang pernah merasakan apa
yang gue rasakan ini dihindari dari rasa kecewa yang sama dan we can
live a better life. Amin.
Komentar
Posting Komentar